Modus Bela Nasib Guru Honor PPPK, Kelompok Mahasiswa Ini Malah Tak Punya Data

topmetro.news – Sekelompok oknum mahasiswa yang mengatasnamakan Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Langkat melakukan aksi di Dinas Pendidikan Langkat dan juga di Kantor Bupati Langkat, Senin (15/1/2024).

Uniknya, kendati oknum kelompok yang mengaku aktivis PMII ini tidak memiliki data-data terkait nama guru honor dan juga data indikasi kecurangan saat pengumuman kelulusan guru honorer Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2023 kemarin, malah ngotot sempat merusak pagar di Dinas Pendidikan Langkat. Anehnya tuntutannya hanya meminta Kadis Pendidikan Langkat Dr. Saiful Abdi.

Ironisnya, sekelompok aktivis ini sengaja melakukan aksi seolah-olah membela nasib guru-guru honorer yang terzolomi terkait nilai CAT yang semakin turun setelah di umumkan Panitia Seleksi Daerah Kabupaten Langkat. Namun sayang, aksi yang dilakukan diduga tidak murni membela nasib guru honor. Dan tercium aroma adanya permintaan sejumlah uang senilai Rp100 juta kepada Kadis Pendidikan.

“Mereka juga minta Rp100 juta. Enak kali mereka. Tuntutannya juga gak relevan. Membela nasib guru honor. Tapi 1 pun gak ada guru honor yang ikut,” ujar Kadis Pendidikan Langkat saat menyaksikan aksi kelompok oknum mahasiswa yang tidak menunjukkan karakter sebagai mahasiswa terpelajar.

“Kita akan laporkan mahasiswa ini ke Polres karena sudah merusak fasilitas aset negara yakni pagar Kantor Dinas Pendidikan Langkat,” ujarnya.

Puas merusak pagar Kantor Dinas Pendidikan, belasan oknum mahasiswa ini melakukan aksi di Kantor Bupati Langkat.

Aksi yang tidak menimbulkan simpati masyarakat ini nyaris bentrok. Karena oknum aktivis beringas ini memaksa masuk untuk bertemu Plt. Bupati Langkat.

Aksi yang dikawal jajaran Polres Langkat juga sempat dihadang sejumlah personil Satpol PP Pemkab Langkat. Aksi dorong tidak terelakkan. Penjelasan jika Plt.Bupati Langkat sedang tidak ada di tempat seperti tidak digubris.

Dengan angkuhnya, kelompok mahasiswa juga memaksa masuk memeriksa setiap ruangan yang ada di Gedung Pemkab Langkat mencari keberadaan Plt Bupati Langkat.

Aksi tidak simpati ini membuat beberapa pejabat Pemkab Langkat dan wartawan yang meliput merasa geram. Pertanyaan wartawan media ini terkait tuntutan sebenarnya yang akan disampaikan tidak mampu dijawab.

Oknum kelompok mahasiswa ini tetap memaksa akan masuk men-sweping ruangan yang ada. Sehingga terjadi dorong-dorongan.

Bahkan, saat Staf Ahli menjeladman jika Plt. Bupati lagi di jalan usai melakukan ziarah lr Taman Makam Pahlawan terkait Ulang Tahun Kabupaten Langkat, mahasiswa ini dengan pongahnya malah mendirikan tenda di ruang parkir mobil.

Anehnya, setelah Plt. Bupati Langkat hadir, koordinator aksi terlihat tak mampu menyampaikan apa sebenarnya keinginan tuntutan mereka.

“Apa sebenarnya yang kalian mau? Saya masih banyak kegiatan. Apa masalahnya? Saya lebih mengutamakan tugas untuk kemaslahatan masyarakat yang lebih besar dari pada kepentingan kalian,” ujar Syah Afandin kesal.

Koordinator aksi yang tidak mau disebutkan namanya itu hanya mengatakan agar Kadis Pendidikan segera dicopot dan mengajak Plt. Bupati ikut dengan mereka ke DPRD Langkat.

Penolakan

Permintaan kelompok mahasiswa yang sepertinya ditumpangi kepentingan tersebut jelas ditolak Plt. Syah Afandin.

“Kenapa pulak kalian yang memaksa saya harus ikut ke DPRD? Kami mempunyai kewenangan yang berbeda antara Legislatif dan Yudikatif. Bukan kalian yang harus memaksa saya,” ujar Syah Afandin kesal.

Akhirnya Plt. Bupati menunjuk salah seorang Staf Ahli untuk mewakilinya ke DPRD Langkat. Sementara kelompok mahasiswa juga meminta agar Kadis Pendidikan ikut jalan kaki ke Gedung DPRD Kabupaten Langkat entah menemui siapa.

Reporter | Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment